OPINI: Urgensi Bus Kampus Bagi Green Campus UNS

Urgensi Bus Kampus Bagi Green Campus UNS

Oleh Anis Sofia Harjanti

Ilustrasi Bus Kampus UNS : himafis.mipa.uns.ac.id

UNS (Universitas Sebelas Maret) dikenal sebagai salah satu green campus di Indonesia. Hal ini diusahakan pula oleh UNS dengan menggiatkan gerakan-gerakan untuk menuju lingkungan kampus yang lebih hijau, beberapa di antaranya adalah memiliki ruang terbuka hijau (RTH) dengan luas besar, danau kampus yang bertujuan untuk sanitasi kampus, bus kampus guna mempermudah mobilitas sivitas akademika UNS sekaligus mengurangi penggunaan kendaraan pribadi di dalam lingkungan kampus, dan menggunakan lampu berjenis LED yang berdampak lebih positif terhadap lingkungan.[1]

Dari beberapa aksi kampus hijau yang dilakukan UNS tersebut, seberapa efektifkah aksi-aksi tersebut? Hal yang paling mudah diamati sehari-hari dalam kehidupan mahasiswa adalah bus kampus. Bus kampus UNS beroperasi pada hari Senin hingga Jumat dan melintasi dua jalur, yaitu jalur barat dengan rute melintasi gerbang depan kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta – KPRI – UPT P2B – Fakultas Seni Rupa dan Desain – Fakultas Ekonomi – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik – Fakultas Hukum – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan/Pascasarjana – Fakultas Ilmu budaya – Gerbang Belakang UNS dan jalur timur dengan rute melintasi gerbang depan kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta – Fakultas Pertanian – Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam – UPT Laboratorium – UPT Puskom – Fakultas Kedokteran – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.[2]

Bus kampus seharusnya dapat memenuhi kebutuhan sivitas akademika dalam hal mobilitas dalam kampus, utamanya untuk menghindarkan penggunaan kendaraan pribadi yang akan berdampak pada polusi udara dan penggunaan energi yang lebih besar. Namun, bagaimana jika bus kampus tersebut tampaknya jarang hadir di tengah kehidupan sivitas akademika? Berdasarkan data kuantitatif dan kualitatif yang diambil menggunakan sampel mahasiswa FK UNS berjumlah 81 orang, didapatkan hasil bahwa 98,7% di antaranya telah mengetahui adanya bus kampus UNS, namun dari persentase tersebut, hanya 6 responden atau 7,5% dari sampel yang telah mengetahui adanya bus kampus yang juga mengetahui jadwal operasi bus tersebut dan hanya 18,52% responden pernah menggunakan fasilitas ini.[3]

Menjadi sebuah pertanyaan ketika upaya penghijauan kampus ini tidak digunakan oleh mahasiswa. Pada penelitian ini, didapat bahwa mahasiswa yang tinggal dalam radius <2 km dari UNS sebanyak 62 responden atau sekitar 76,54% dan metode transportasi yang paling banyak dipilih adalah dengan mengendarai atau diantar sepeda motor pribadi dengan jumlah 59 responden dari total 81 responden atau sebesar 72,8%.[3] Penggunaan sepeda motor pribadi masih dianggap sebagai pilihan paling efektif dibanding bus UNS. Bus UNS sendiri hanya mencantumkan jadwal hari operasi, yaitu Senin – Jumat dan belum memiliki jadwal per jam sehingga mahasiswa mungkin merasa bus UNS belum dapat dijadikan pilihan transportasi utama di dalam lingkungan UNS. Sebanyak 47% responden merasa adanya bus kampus UNS tidak begitu efektif, 27,2% responden merasa bus kampus UNS agak tidak mendesak keberadaannya, 23,5% responden merasa bus kampus UNS agak tidak penting, namun uniknya mayoritas responden sebesar 23,5% merasa bus UNS bermanfaat.[3]

Dalam hal ini, penulis masih kurang spesifik dalam menggali alasan responden tidak menggunakan bus kampus UNS dan hanya memberikan pertanyaan tertutup pada sebagian besar kuesionernya sehingga informasi yang didapatkan belum komprehensif, namun dapat disimpulkan bahwa efektivitas, urgensi, dan fungsi bus UNS tampaknya harus diperjelas dengan dibuatnya publikasi yang lebih masif mengenai fasilitas ini, armada yang diperbanyak, dan rute yang diperluas sebab banyak mahasiswa, dalam hal ini responden penelitian yang tidak menggunakan bus UNS dengan alasan halte yang jauh dari gedung tempat mereka belajar.

Ketidakefektifan fasilitas bus UNS bisa diatasi dengan adanya regulasi lebih jelas mengenai fasilitas ini, seperti memperjelas jadwal bus UNS per jamnya, membuat halte-halte yang lebih strategis, memperbanyak armada, serta memperluas publikasi mengenai bus kampus UNS. Jika bus UNS sudah terorganisasi dengan lebih jelas, mahasiswa tentu akan menyembutnya dengan senang hati dan bukan tidak mungkin menjadikan bus UNS sebagai pilihan transportasi utama di dalam kampus sehingga penghijauan dalam kampus pun akan dapat lebih diaplikasikan.

Daftar Pustaka
1. Oktaviana, Shinta. (2016). Awal Perubahan Menuju Green Campus UNS [Online]. Available at: https://uns.ac.id/id/uns-berkarya/awal-perubahan-menuju-green-campus-uns.html (Diakses pada: 06 Oktober 2018),
2. Humas UNS. (Tidak disebutkan). Transportasi Kampus [Online]. Available at: https://uns.ac.id/id/fasilitas-kampus/transportasi-kampus. (Diakses pada 06 Oktober 2018),
3. Data hasil penelitian dapat diakses di bit.ly/PenelitianBusUNS

Tulisan ini merupakan tulisan yang memenangkan penulisan opini terbaik mahasiswa baru yang mengikuti rangkaian magang LPM Erythro.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *