Misi Selanjutnya: (Tetap) Menjadi Agen Kesehatan Mental di Era Digital

Salah satu karya di pameran Archetype 2.0 (LPM Erythro/Nisa)

Minggu (14/10) malam, Pameran Seni Psikologi Archetype di Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) terlihat ramai. Hari ini merupakan hari terakhir rangkaian Archetype 2.0. Archetype merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh mahasiswa Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (FK UNS) sebagai kontribusi dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Mental Dunia yang jatuh tiap 10 Oktober.

Salah satu karya di pameran Archetype 2.0 (LPM Erythro/Nisa)

Berbeda dengan dua hari sebelumnya yang menghadirkan dua workshop di tiap harinya, acara di hari terakhir ini dilaksanakan dalam bentuk talkshow. Talkshow bertemakan “How to be a Mental Health Agent in Digital Era” oleh Alfian Rahardjo (Eksekutif Produser CNN Indonesia) dan Farida Hidayati, S.Psi., M.Si (Dosen Psikologi FK UNS). “Kita membahas gimana sih kita menjadi agen kesehatan mental di era sosial media, di era digital ini, secara garis besar.” Terang Della, salah satu panitia Archetype. Fenomena sekarang ini, banyak orang yang cemas, depresi, dan sejenisnya dikarenakan konten digital yang banyak mengandung sisi negatif. Di tambah pula dengan isu politik yang sekarang marak dikarenakan akan dilaksanakannya pemilu tahun depan. Hal in disampaikan pula dalam talkshow. Kemudian fenomena-fenomena tersebut dibahas dari sisi kesehatan mental, atau lebih luasnya dari sisi psikologis: apa dampaknya sekarang dan bagaimana jika media terus menerus dalam kondisi ini. Utamanya, talkshow ini memberikan cara-cara untuk menjadi agen kesehatan mental di era digital ini, untuk menghentikan atau setidaknya mengurangi dampak-dampak negatif yang sudah sebelumnya dibahas.

Salah satu karya di pameran Archetype 2.0 (LPM Erythro/Nisa)

Meski rangkaian Archetype 2.0 dalam rangka merayakan hari kesehatan mental telah usai, diharapkan antusiasme terhadap kesehatan mental, khususnya pada era digital, tidak ikut berakhir sampai disini. Archetype 2.0 merupakan sebuah bentuk aksi untuk menumbuhkan kesadaran yang lebih dalam dan menyeluruh terhadap pentingnya kesehatan mental. Setelahnya, diharapkan para pengunjung, peserta, dan masyarakat pada umumnya dapat berkontribusi menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat, dalam hal ini terutama sehat dalam ranah mental. Seperti yang disampaikan oleh Della, “Lewat acara ini, memang sasarannya masyarakat Surakarta dulu, lebih aware tentang kesehatan mental. Apalagi di era digital yang kesehatan mental itu enggak cuma di dunia nyata aja, lho. Ternyata di dunia maya itu kalau kita tidak menyikapi dengan bijak, bisa jadi suatu problem.” (ANISA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *