Solo, Kabar Erythro – Audiensi terbuka bersama dekanat dengan tema bahasan “Fakultas Kedokteran (FK) Menuju New Normal” diselenggarakan pada Selasa (14/07) secara daring melalui zoom dan siaran langsung youtube. Audiensi ini dihadiri oleh 80 partisipan di zoom dan 96 penonton di siaran langsung youtube yang terdiri atas jajaran dekanat, kepala program studi, dan mahasiswa S1 FK UNS.
Audiensi dimulai pukul 08.30 WIB dan dibuka oleh Dekan FK UNS, Prof. Reviono. Selanjutnya, dr. Selfi Handayani selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni menyampaikan pemaparan terkait kebijakan FK UNS dalam pembelajaran di era new normal, seperti metode pembelajaran, keringanan Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan fasilitas penunjang perkuliahan.
Metode pembelajaran di FK UNS tetap akan dilakukan secara daring selama semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 sambil terus memantau informasi dari gugus tugas COVID-19. Apabila situasi pandemi memang sudah aman, maka nantinya ada kemungkinan metode pembelajaran dapat dilakukan secara luring. Terkait keringanan UKT, terdapat beberapa solusi yang diberikan seperti penyesuaian, penundaan, pembebasan, dan pengangsuran UKT bagi mahasiswa yang orangtua atau walinya terdampak COVID-19, pembebasan UKT bagi mahasiswa skripsi sehingga belum dapat melakukan ujian akhir pada semester genap 2019/2020, dan pelayanan beasiswa. Selain itu, disiapkan pula sarana dan prasarana kampus di era new normal seperti penempatan wastafel di beberapa titik, layanan administrasi secara daring, penyiapan barcode absensi untuk mahasiswa di tiap kelas, serta penguatan dan peremajaan hardware dan software Sistem Informasi UNS.
Audiensi dilanjutkan dengan penyampaian aspirasi mahasiswa FK UNS oleh perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Mahasiswa (DEMA), dan Himpunan Mahasiswa Prodi Kedokteran (HMPD) berdasarkan kajian yang telah dilakukan. Terdapat beberapa aspirasi yang disampaikan, yaitu: ketidakcukupan subsidi pulsa untuk pembelajaran daring sehingga dibutuhkan adanya kenaikan subsidi, meminta adanya transparansi UKT, ketidakmampuan memvisualisasikan keterampilan klinik pada mahasiswa pendidikan dokter sehingga dibutuhkan perbaikan media pembelajaran seperti video, meminta adanya fasilitas pemeriksaan seperti rapid test apabila nantinya diberlakukan pembelajaran luring, dan peningkatan efektivitas perkuliahan terutama terkait penyampaian materi oleh dosen dan jam perkuliahan.
Ketidakcukupan subsidi pulsa diharapkan dapat dilengkapi dengan analisis penghematan selama kuliah daring untuk ditindaklanjuti dengan mendiskusikan kebijakan yang lebih tepat. Sementara tidak adanya penurunan UKT disamping pengajuan keringanan UKT yang bersifat opsional berkaitan dengan kegiatan yang tidak berubah di FK UNS, di antaranya pengadaan alat, operasional, pemeliharaan, keamanan, cleaning service, pun juga pengembangan fasilitas kuliah daring. Selanjutnya, mengacu pada protokol kesehatan Kemenkes, pencegahan transmisi COVID-19 ketika diberlakukannya pembelajaran luring yaitu dengan mewajibkan mahasiswa melakukan karantina selama 14 hari, khususnya yang berasal dari daerah lain.
Selanjutnya, beberapa hal terkait COVID-19 juga dibahas melalui tanggapan oleh pihak dekanat dalam sesi tanya jawab. Pertama, yaitu terkait dengan keringanan pembayaran UKT. Berdasarkan Peraturan Rektor No. 18 Tahun 2020, mahasiswa yang orangtuanya terdampak COVID-19 dapat mengajukan dispensasi berupa penundaan, pembebasan, dan pengangsuran (tiga kali dalam satu semester). Kedua, Bantuan Langsung Tunai untuk seluruh mahasiswa FK UNS rantau yang masih berada di Surakarta telah dilakukan pendataan. Ketiga, terkait dengan penerimaan mahasiswa baru, baik jadwal maupun mekanismenya masih akan bergantung pada kondisi persebaran COVID-19 di Kota Surakarta. Terakhir, terkait dengan pelaksanaan Ujian Blok Program Studi Kedokteran, masih dijadwalkan pada akhir semester dengan harapan dapat dilaksanakan secara luring.
Audiensi ditutup dengan penyampaian kesimpulan oleh moderator. Sebagai tambahan, dr. Selfi Handayani menyampaikan bahwa jika diskusi dianggap masih belum selesai, diharapkan Audiensi Dekanat ini dapat ditindaklanjuti oleh diskusi yang lebih tertutup atau terbatas. (LARAS/RAFI)