Gangguan Kepribadian Histrionik

Sumber: LovePanky.com

Pengertian

Histrionik memiliki arti dramatis atau teatrikal. Menurut American Psychiatric Association (APA), gangguan histrionik atau Histrionic Personality Disorder (HPD) adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola emosi berlebihan dalam mencari perhatian, termasuk perilaku seduktif yang tidak tepat dan kebutuhan yang berlebih untuk penerimaan. Orang dengan HPD senang menjadi pusat perhatian pada level ekstrem. Gangguan ini memang tidak dirasakan secara langsung, tetapi orang dengan HPD lebih menghalalkan segala cara untuk mencari perhatian. Gangguan ini biasanya mulai hadir pada masa remaja hingga dewasa awal dan hadir dalam berbagai konteks. Dalam DSM-5, HPD digolongkan dalam cluster B atau tergabung dalam kelompok gangguan dengan perilaku terlalu dramatik, emosional, atau eratik. Wanita memiliki kecenderungan 4 kali lebih besar untuk mengalami HPD dibandingkan laki-laki (Nestadt, 1990). Harga diri dari penderita HPD ini adalah bergantung pada penerimaan dan penilaian orang lain alih-alih kenyamanan dirinya sendiri. Ia akan merasa terancam apabila tidak ter-notice oleh orang lain. Gangguan kepribadian histrionik dikaitkan dengan tingkat gangguan gejala somatik yang lebih tinggi, seperti gangguan konversi, gangguan depresi mayor, borderline, narsistik, antisosial dan gangguan kepribadian dependen yang sering terjadi bersamaan.

Faktor Penyebab Gangguan Histrionik

Gangguan histrionik disebabkan oleh beberapa hal, berikut kita akan membahas penyebab-penyebab gangguan histrionik dari beberapa aliran dalam psikologi:

  • Psikodinamika

Gangguan histrionik menurut ahli psikodinamika merupakan hasil dari pencarian atensi berasal dari kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan orang lain. Berpikir dan emosi dengan orang lain menggambarkan orang histrionik yang merepresi kebutuhan dan perasaannya sendiri.

  • Behavioral

Gangguan histrionik disebabkan oleh keluarga yang memanjakan individu tersebut hingga sifat manjanya bertahan saat sudah dewasa. Sifat manja ini menjadi sebab individu tersebut selalu ingin menjadi pusat perhatian. Pendapat lain menyatakan hubungan tidak harmonis antara anak dengan orang tua sehingga kehilangan rasa cinta menyebabkan anak tersebut mempertahankan takut akan kehilangan dan bereaksi secara dramatis.

  • Kognitif

“Aku tidak cukup dan tidak mampu menangani hidup dengan caraku sendiri” merupakan asumsi dasar yang mengarahkan orang-orang bertingkah laku histrionik. Pengidap gangguan histrionik melakukan sesuatu untuk mendapat kepedulian dari orang lain atas dirinya dengan mencari perhatian dan dukungan dari orang lain.

Gejala Gangguan Histrionik

Menurut DSM-5, gangguan histrionik memiliki beberapa gejala pola emosional yang berlebihan dan pencari perhatian, seperti yang ditunjukkan oleh lima (atau lebih) gejala berikut ini:

  • Tidak nyaman dalam situasi ketika dia tidak menjadi pusat perhatian
  • Interaksi dengan orang lain ditandai dengan godaan tidak pantas secara seksual dan perilaku provokatif
  • Emosi yang mudah berubah
  • secara konsisten menggunakan fisik untuk menarik perhatian, dan lainnya
  • Memiliki gaya bicara yang terlalu impresionistik dan kurang detail
  • Menunjukkan dramatisasi diri, sandiwara, dan ekspresi emosi yang berlebihan
  • Mudah dipengaruhi oleh orang lain atau keadaan
  • Menganggap hubungan dengan orang lain menjadi lebih intim daripada yang sebenarnya.

Contoh

Sumber: Tempo.co

Salah satu contoh kasus mengenai gangguan kepribadian histrionik yang sedang ramai adalah kasus aktris Amber Heard. Dalam persidangan kasus KDRT antara Heard dengan Johnny Depp, seorang psikolog yang disewa tim hukum Depp, Shannon Curry, mengatakan bahwa Heard menderita gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder) dan gangguan kepribadian histrionik (histrionic personality disorder). Namun, disini kita akan memfokuskan pada gangguan kepribadian histrioniknya saja. Orang dengan penderita HPD ini, seperti yang telah disebutkan diatas, akan menghalalkan segala cara untuk menarik perhatian karena mereka memiliki kebutuhan ekstrim akan perhatian. Dalam hubungan mereka dengan orang lain, mereka mungkin berusaha untuk mengontrol pasangan dengan memanipulasi emosional dan menampilkan ketergantungan pada tingkat yang lain. Pada kasus yang berbuntut panjang ini, seperti yang dikatakan Curry, Heard cenderung menjadi reaktif, dramatis, tidak menentu, dan tidak dapat diprediksi sebagai akibat dari kombinasi HPD dan BPD. 

Pengobatan

Menurut Millon (2000), terapi yang dilakukan untuk penderita HPD harus membantu melepaskan ketergantungan manipulatif, menuntut, dan putus asa yang menyebabkan mereka mengatur setiap interaksi sosialnya. Terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk menangani orang dengan HPD, antara lain:

  1. Cognitive Behavioral Therapy 

Ini merupakan terapi klinis yang dilakukan oleh profesional. Kessik dan Taftazani (2021) menuliskan bahwa CBT merupakan pendekatan konseling yang didasarkan atas konseptualisasi atau pemahaman bahwa klien memiliki keyakinan dan pola perilaku distortif. Penderita HPD memiliki dua pemikiran utama yang salah yaitu “semua orang harus mencintai saya” dan “saya tidak mampu menanggung hidup saya sendiri”. Melalui CBT ini, keyakinan klien akan hal tersebut direkonstruksi yang kemudian membawa pada perubahan emosi. 

  1. Terapi Keluarga Eksperiental

Setiap individu tentu saja tumbuh didalam sebuah keluarga. Individu dan keluarganya saling memengaruhi satu sama lain, sehingga keluarga juga memiliki peran yang efektif bagi penyembuhan penderita HPD. Satir (dalam Rochmat, 2014) menyatakan apabila keluarga bermasalah maka suasana dalam keluarga memiliki emosi yang mati dan dingin satu sama lain. Akibatnya, antar anggota keluarga tidak merasa nyaman berada di dekat satu sama lain. Terapi keluarga eksperiental ini bertujuan untuk membantu memperjelas komunikasi dalam keluarga dan menghindarkan adanya keluhan-keluhan, sehingga ada usaha untuk menemukan solusi. Peran terapis disini membantu menciptakan hubungan baik serta mendengarkan suara dan emosi klien dan anggota keluarganya. 

Namun, terdapat juga evaluasi terhadap terapi ini seperti yang dilakukan oleh Novais (2015) yang menyatakan bahwa kurang baik jika terdapat terapis di dalam keluarga yang sedang menangani HPD, karena dikhawatirkan klien dengan HPD sulit berkonsentrasi di tengah keluarga mengingat orang dengan HPD memiliki kecenderungan ingin diperhatikan berlebihan oleh sekitarnya

  1. Terapi Analitik Kognitif 

Cognitive Analytic Therapy (CAT) merupakan terapi berbatas waktu dan kolaboratif guna mengidentifikasi pola pikir, emosi, dan perilaku negatif pasien. Melalui terapi ini, pasien dibantu untuk mengidentifikasi pola pikir, emosi, dan perilaku negatifnya serta efeknya pada diri sendiri dan orang lain, yang kemudian agar lebih mampu mengembangkan perilaku yang adaptif. 

  1. Psikoterapi Analitik Fungsional

Terapi ini dilakukan apabila pasien menunjukan campuran perilaku positif dan negatif pada terapis. Jika klien menunjukan perilaku yang positif, terapis akan memberikan penguat atau dukungan. 

Penulis: Gesit Waskito Wicaksono & Zahra Khairani Yudhanti

Editor: Galuh Nurfairuz Salsabila

Referensi

Admin. (2022). Mengenal Apa Itu Kepribadian Histrionik. Diambil pada 10 Juni 2022 dari https://barki.uma.ac.id/2022/01/08/mengenal-apa-itu-kepribadian-histrionik/

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder Edition (DSM-V). Washington : American Psychiatric Publishing

Cleve and Clinic. (2022). Histrionic Personality Disorder. Diambil pada 10 Juni 2022 dari https://lpka.umy.ac.id/suka-menjadi-pusat-perhatian-kenali-gangguan-kepribadian-histrionik/ 

Kessik, G., & Taftazani, B. M. (2021). Penanganan Gangguan Kepribadian “Si Pencari Perhatian” (Histrionik). Jurnal Pengabdian dan Penelitian Kepada Masyarakat (JPPM). 2(2), 228-235. 

Nurhadi. (Eds). (2022). Aktris Amber Heard Didiagnosis Histrionik, Begini Penjelasan dan Gejalanya. Diambil pada 10 Juni 2022 dari https://gaya.tempo.co/read/1587338/aktris-amber-heard-didiagnosis-histrionik-begini-penjelasan-dan-gejalanya

Sari, A. R. (2022). Aktris Amber Heard Didiagnosis Histrionik, Begini Penjelasan dan Gejalanya. Diambil pada 10 Juni 2022 dari https://gaya.tempo.co/read/1587338/aktris-amber-heard-didiagnosis-histrionik-begini-penjelasan-dan-gejalanya/full&view=ok 

Sari, R. P. (2022). Bukan PTSD, Psikolog Sebut Amber Heard Alami 2 Gangguan Kepribadian. Diambil pada 10 Juni 2022 dari https://www.kompas.com/hype/read/2022/04/27/081315066/bukan-ptsd-psikolog-sebut-amber-heard-alami-2-gangguan-kepribadian?page=all 

Superadmin. (2020). Suka Menjadi Pusat Perhatian? Kenali Gangguan Kepribadian Histrionik. Diambil pada 10 Juni 2022 dari https://lpka.umy.ac.id/suka-menjadi-pusat-perhatian-kenali-gangguan-kepribadian-histrionik/

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *