By: Amola Besta T.
Jika kita pada kesempatan waktu berada di RS Moewardi maka sempatkanlah untuk menuju ke sebuah ruang di Bangsal Melati. Sebuah ruang bermain bernama Maya Ananta, berisikan berbagai macam pasien anak yang didominasi oleh para pejuang cilik kita, yaitu para penderita kanker yang masih anak-anak, waktu dimana mereka seharusnya bermain dengan bebasnya, belajar, dan menghabiskan waktu mereka di alam bebas bersama temannya. Bukalah pintu ruang tersebut dan kau akan melihat secerah senyum terpancar dari wajah mereka di samping keadaan mereka yang membuat mereka harus menjalani berbagai macam terapi rutin. Mereka tetap tersenyum.
Childhood Cancer Care, sebuah organisasi independen yang terdiri dari mereka saja yang rela mengorbankan waktunya untuk memperjuangkan keadaan adik-adik fighter (sebutan untuk mereka yang masih pada masa terapi kanker). Anggota bebas. Namun mayoritas adalah mereka yang masih mahasiswa. Beberapa bahkan seorang survivor (sebutan untuk mereka yang telah berhasil melewati masa terapi). Kegiatannya bermacam-macam dan semuanya sangat bermanfaat untuk adik-adik fighter, tergantung dari divisi mana anggota berada. Untuk daily activity, anggota dari divisi ini cenderung yang paling sibuk. Mereka harus mengkawal adik-adik fighter, mulai dari mengingatkan terapi, mendampingi adik-adik dan tentunya mereka yang akan paling sering berada di ruang bermain Maya Ananta. Anggotanya juga bukan orang yang main-main, mereka sungguh mengorbankan waktu mereka demi kesembuhan adik-adik fighter.
Divisi yang lain yaitu Community Relation, sebuah divisi yang bergerak di masyarakat umum, mengenalkan masyarakat akan apa itu kanker (utamanya kanker pada anak), mempublish setiap kegiatan 3C (melalui media sosial) dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan sosial untuk adik-adik fighter. Divisi yang terakhir yaitu divisi Fundraising. Dari namanya saja pasti sudah ketahuan bukan apa saja aktivitas dari mereka? Heeh. Divisi ini bergerak di bidang mencari uang untuk adik-adik fighter, kegiatan-kegiatan 3C dan untuk keberlangsungan 3C itu sendiri. Jika kita mungkin ber-Sabtu malam di Cafe Tiga Tjeret, mungkin kita bisa menemukan salah satu kegiatan yang diadakan oleh 3C yaitu Charity Night. Di sini, kita isa menyumbangkan makanan (dengan syarat tak ber-MSG), susu, dan mainan (tak berbulu). Kegiatan ini merupakan salah satu program kerja dari divisi Fundraising.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai 3C, mungkin beberapa penasaran akan apa itu kanker anak? Mengapa kanker anak harus diperhatikan?
Kanker anak, sebuah penyakit kanker yang menyerang anak. Kanker ini bisa sembuh, dan memang harus segera disembuhkan karena anak-anak adalah masa dimana mereka tumbuh, berkembang serta belajar.
“Banyak sekali stigma masyarakat yang salah tentang kanker anak. Masyarakat menganggap kanker adalah kutukan dan penyakit turunan. Pandangan itu harus diubah. Masyarakat harus tahu bahwa kanker bukanlah suatu penyakit turunan dan bisa sembuh dengan terapi.” tutur seorang pembina 3C yang merupakan salah seorang founder 3C, dr Muhammad Riza, Sp.A, M.Kes yang ditemui LPM Erythro pada Sabtu (28/3) di RSUD Dr. Moewardi..
Beliau juga menuturkan bahwa ketika orang tua anak mendengar berita bahwa anaknya mengidap kanker maka fase pertama kali adalah rejection. Mereka akan menolak fakta tersebut, marah dan tidak terima bahwa anaknya telah terkena kanker dimana mereka masih menganggap kanker adalah turunan. Sehingga tak jarang beberapa akan drop out. Padahal semakin awal pasien menjalani terapi, semakin cepat sembuh pasien tersebut. Fase kedua yaitu fase dimana orang tua pasien akan mulai sadar dengan keadaan anaknya yang harus segera membutuhkan terapi sehingga mereka memasukkan anak mereka untuk menjalani terapi kanker dan diawasi secara multi disiplin mengenai gizi serta tumbuh kembangnya.
Di sini, 3C berperan dengan meluncurkan berbagai macam social program untuk terjun ke masyarakat, menyadarkan dan mengubah pandangan mereka akan kanker anak sehingga pasien akan segera tertangani. 3C juga memberi pemahaman akan tentang apa itu kanker anak serta deteksi dininya.
Selain social program, 3C juga menyediakan homeschooling untuk adik-adik fighter dan juga program lomba seperti lomba mewarnai untuk anak.
“Selain untuk pendidikan, kami juga berkeinginan supaya tumbuh kembang anak tetap baik walaupun dirawat di rumah sakit,” ujar dr Muhammad Riza, Sp.A, M.Kes mengenai tumbuh kembang anak di RS Moewardi ini. “Bahkan kami bekerja sama dengan Kak Seto.” Lanjutnya, menunjukkan bahwa dr Muhammad Riza, Sp.A, M.Kes dan 3C tidak main-main akan program Homeschooling mereka yang bertujuan agar anak-anak akan tetap mendapatkan pendidikan serta agar membuat anak-anak merasa bahwa Rumah Sakit adalah tempat yang nyaman.
Sebagai penutup, dr Muhammad Riza, Sp.A, M.Kes menjelaskan akan peran mahasiswa dalam 3C ini yang tentunya sangat dibutuhkan. “Mahasiswa memiliki social education yang lebih baik sehingga mereka akan lebih dapat menyampaikan ke masyarakat apa itu kanker anak, deteksi dininya dan tatalaksananya nanti. Saya ingin mahasiswa akan terus berperan dalam kegiatan positif ini.”