Psychologi For Humanity on CFD

Psychology For Humanity on CFD

Slamet Riyadi (19/3), Adanya kegiatan Car Free Day di jalan Slamet Riyadi Surakarta, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Seperti jogging, jalan-jalan bersama keluarga, menikmati kuliner, menyalurkan hobi bahkan ada juga kegiatan sosial masyarakat. Psychologi For Humanity merupakan salah satu diantara sekian banyak kegiatan sosial masyarakat yang ada Car free day Sriwedari. PFH adalah kegiatan dari Himpunan mahasiswa Psikologi yang bertujuan untuk mengenalkan psikologi kepada masyarakat dan sebagai media pembelajaran anak-anak. Acara ini dilaksanakan sebulan dua kali dan dimulai sekitar pukul 06.30 hingga 09.00. Dapat dikatakan bahwa acara ini adalah acara rutin dan menjadi salah satu proker dari Himpunan Psikologi FK UNS khususnya divisi Sosial Masyarakat.

Acara ini dimulai dengan senam bersama, kemudian penyampaian materi (psikologi) yang telah ditetapkan dengan bantuan dari divisi Penelitian dan Keprofesian, dan dibuka sesi bermain dengan anak-anak. Materi yang diberikan setiap minggunya berbeda-beda. Acara PFH ini melibatkan anggota dari Sosial Masyarakat Himapsi, Mahasiswa Psikologi, dan masyarakat sekitar. Acara ini terbuka untuk umum maupun mahasiswa yang ingin ikut berpartisipasi. Sasaran utama dalam pemberian materi psikologi ialah orang dewasa.

Seila, salah satu volunteer panitia mengatakan bahwa di acara ini, panitia menyediakan pojok bermain, pojok gambar, dan pojok curhat untuk anak-anak dan orang-orang pada umumnya. Pojok curhat berfungsi sebagai tempat untuk menyosialisakan materi yang bertema psikologi.

Pojok bermain dan menggambar

 

Dengan perkembangan teknologi saat ini, meskipun memiliki sisi positif seperti menambah pengetahuan anak tentang dunia luar, orang tua dituntut untuk lebih protektif. Perkembangan teknologi juga memiliki sisi negatif seperti banyaknya konten yang selayaknya belum pantas diketahui anak.

Sasa, salah satu pengunjung CFD yang merupakan siswi kelas 5 SD di Solo mengakui bahwa dirinya lebih sering bermain dengan gadget dibandingkan permainan tradisional. Karena menurutnya gadget lebih menarik dan hampir semua temannya memilikinya. Namun, orangtuanya juga memberikan batasan kepadanya agar tidak terlalu sering bermain gadget dengan mengijinkannya bermain gadget pada hari weekend saja. (Rss)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *