Semarak Dies Natalies UNS ke-44: Talkshow Berbalut Nusantara

Parade Busana Organisasi Mahasiswa dalam acara Sharing Success Story (LPM Erythro/Krisman)

Solo, Kabar Erythro – Upaya civitas akademika dalam mewujudkan keberagaman Indonesia telah berhasil direalisasikan pada perayaan Dies Natalies ke-44 Universitas Sebelas Maret (UNS), khususnya di lingkungan Fakultas Kedokteran (FK). Gelaran acara bertajuk Sharing Success Story mempersembahkan Talkshow dan Parade Budaya Nusantara. Acara yang diselenggarakan pada Rabu (11/3) ini bertempat di Auditorium FK UNS.

Acara diawali dengan talkshow mengenai sharing success story yang diselenggarakan oleh Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FK UNS. Menghadirkan pembicara Brigjend Pol Dr. dr. Rusdianto, MM, MSi, DFM, S.Ag., talkshow dimaksudkan untuk memberi penghargaan pada alumni yang sudah membawa nama baik UNS. “Siapa yang menjadi alumni terbaik? Itu sebelumnya, pengurus keluarga alumni, itu membuat sebuah edaran ke seluruh angkatan, dari yang pertama sampe yang ter (akhir) siapa yang—kira-kira—tokoh yang  bisa dijadikan (pembicara). Muncul nama-nama, banyak nama, kemudian dilakukan screening. Di mana prestasinya itu tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Bukan hanya diri dan orang lain, tapi juga bangsa dan negara,” tutur dr. Andri Putranto.

Ada harapan lain terselip dalam penyelenggaraan talkshow ini. Mahasiswa sebagai sasaran utama diharapkan mampu menemukan pandangan baru dalam karier. Pembicara yang berlatarbelakang pendidikan dokter pun mampu berkarir dalam dunia kepolisian dan menjadi direktur suatu rumah sakit. “Harapannya, tahun depan, kalo ditanya bagaimana tahun depan, ya tahun depan jangan hanya dosen, seluruh mahasiswa juga berpartisipasi,” tambah dr. Andri.

Acara dilanjutkan dengan parade busana nusantara yang memperlombakan berbagai busana adat Indonesia. Peserta terdiri dari mahasiswa, civitas akademika, dan tamu undangan yang hadir. Peserta berjalan pada lintasan karpet merah dan berpose layaknya model peraga busana. “Itu yang pertama, menumbuhkan rasa cinta tanah air; kedua mencintai budaya sendiri; yang ketiga, kita menunjukkan kebinekaan kita. Dalam satu koridor civitas akademika. Itu kalo untuk parade baju nusantara,” jawab dr. Andri ketika ditanya mengenai tujuan dari adanya parade ini.

Sebagai penutup, diadakan makan bersama di lobi gedung pendidikan dokter dengan menyajikan makanan khas Indonesia. Mulai dari nasi liwet, pecel, dan lontong opor. Ada juga jajanan tradisonal khas Jawa Tengah yang sudah mulai jarang ditemui. (RANGGA/KRISMAN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *