Misteri di Balik Hari Kesaktian Pancasila

Oleh: Galuh Sekar P.

Bagi beberapa kalangan mungkin susah membedakan antara Hari Kesaktian Pancasila dengan Hari Lahirnya Pancasila. Hari Lahirnya Pancasila merupakan hari dimana Pancasila pertama kali diperdengarkan kepada umum, yaitu pada tanggal 1 Juni 1945, saat Soekarno mengusulkan nama dasar negara kita dengan nama Pancasila. Sedangkan Hari Kesaktian Pancasila adalah hari dimana Pancasila dianggap sebagai dasar negara yang tak tergantikan. Hari kesaktian pancasila juga berhubungan erat dengan peristiwa G30SPKI.

Pancasila dan UUD 1945 telah diakui sebagai landasan dan falsafah yang mengatur dan mengikat kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga tidak boleh lagi diganggu gugat. Ideologi Pancasila dan UUD 1945 tidak perlu diperdebatkan lagi, karena hal tersebut sudah menjadi kesepakatan seluruh rakyat Indonesia ketika negara ini didirikan. Bahkan, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut adalah hasil dari penggalian karakter dan budaya masyarakat Indonesia.

Tanggal 1 Oktober, tepat lima puluh tahun yang lalu, telah menjadi hari bersejarah yang tidak akan terlupakan oleh bangsa Indonesia. G30S/PKI adalah peristiwa yang tidak bisa terlepas kaitannya dari Hari Kesaktian Pancasila. Sebanyak enam jendral senior TNI AD telah menjadi korban atas aksi penculikan dan pembunuhan. Namun, korban tidak hanya mereka berenam, masih ada beberapa jendral lainnya yang menjadi korban kebrutalan aksi G30SPKI.

Sekarang ini, setelah masa pemerintahan Orde Baru runtuh, masih terjadi perdebatan antar banyak pihak mengenai sang dalang dibalik gerakan pemberontakan tersebut. Namun, memang nyata peristiwa tersebut terjadi di tanah air ini. Maka dari itu, peringatan Hari Kesaktian Pancasila setiap tanggal 1 Oktober, harusnya dijadikan sebagai kesempatan untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila itu sendiri. Bukannya, memperdebatkan dalang pergerakan tersebut. Hal ini penting khususnya bagi generasi muda bangsa Indonesia. Generasi baru tidak akan memiliki rasa percaya diri dan kebanggaan atas bangsa ini tanpa mengenali sesungguhnya sejarah kehidupan bangsanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *